Bersammmbuuunnggg.....
Sabtu, 28 Januari 2012
Selasa, 24 Januari 2012
ROMBESS Goes Cianten 2 (Bagian 1)
Rombess Goes Cianten II (Part 1)
Assalamualaikum.. Wr Wb.
Salam Rombess; Gowas-Gowess..... puji serta syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmatnya kita masih diberi kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Setelah perencanaan yang cukup lama akhirnya kita sukses malaksanakan perjalana Gowes ke Cianten untuk kedua kali, dengan peserta yang lebih banyak. Tanpa melalui hambatan yang berarti dari berangkat sampai kembali kerumah masing-masing.
Pada Perjalanan kali ini, Hanya beberapa bagian saja yang dideskripsikan. Selebihnya hanya berupa foto-foto. saya berharap Anggota ROMBESS yang lain ikut menceritakan atau memberi tulisan di blog ini.
Moment & pemandangan indah selama perjalanan terkam dalam foto2 Berikut ;
Foto Rombess bagian 1:
Start Langsung Foto-foto
Diawal Perjalanan, rantai sepeda putus & segera diperbaiki |
Cuaca selama perjalan sangan mendukung (tdk panas & tdk hujan) |
Team Senior |
Boy,,, Exis beneeerrrr |
Istirahat Sejenak |
....To be Continue,...
Lokasi:
Warung mang Ujang (by, Rombess)
Kamis, 29 Desember 2011
Explorer To CIANTEN II
Assalammualaikum Wr.Wb.....
Salam Rombess GoWass-Gowess,...
Menindak lanjuti serta menginformasikan ke seluruh anggota Rombess. Untuk perjalan Goes to Cianten 2, dengan anggota / partisipan yang lebih banyak.... insya Allah dilaksanakan pada;
- Hari Sabtu 21 January 201
- Kumpul di markas Rombess pukul 12.00 WIB.
- Loading dengan Tronton (Berangkat)
untuk konfirmasi keikut sertaan Hub Yudha & Heppy.
Hayoooo ikut.....Dijamin Gak Bakal Nyesel...
Kamis, 23 Juni 2011
Asal usul nama Sengseng Sawah
Srengseng Sawah adalah sebuah kelurahan di kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kelurahan ini memiliki kode pos 12640.
Pada tahun 1674 kawasan Srengseng tercatat sebagai milik Karim, anak seorang bekas Kapten Jawa, bernama Citragladak. Kemudian jatuh ke tangan Cornelis Chalestein, tuan tanah kaya raya yang antara lain memiliki tanah partikelir Depok. Di Srengseng ia mempunyai sebuah rumah peristirahatan. (De Haan 1935:340).
Kelurahan ini memiliki penduduk kurang lebih sebesar 49.962 jiwa. Memiliki 19 RW (Rukun Warga). Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Lenteng Agung / Kelurahan jagakarsa di sebelah utara, Kelurahan Cipedak / Kelurahan Ciganjur di sebelah barat, Kelurahan Lenteng Agung / Kali Ciliwung di sebelah timur dan Depok, Jawa Barat di sebelah selatan.
Srengseng mempunyai tempat wisata yang bernama Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Dan akan menyusul Setu Mangga Bolong yang hingga saat ini sedang dalam tahap pengerjaan.
Ada rencana dari dinas terkait untuk membagi dua Kelurahan Srengseng Sawah ini. Yaitu Kelurahan Perkampungan budaya Betawi dan Kelurahan Srengseng Sawah. Hingga saat ini pembagian kelurahan Srengseng Sawah itu sendiri mendapat hambatan karena dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2004 tentang Perluasan Wilayah,Sebuah kelurahan baru harus mempunyai jumlah penduduk minimal 30 ribu jiwa. Sementara itu, jumlah warga di Pekampungan Budaya Betawi hanya berjumlah 9.900 jiwa. Aturan jumlah penduduk ini bisa diabaikan jika ada keinginan masyarakat untuk membentuk kelurahan baru.
Dahulu Srengseng Sawah disebut Srengseng saja, tanpa kata sawah. Orang Belanda VOC menyebutnya Sringsing. Mungkin karena di situ banyak dibuka persawahan, maka kemudian disebut Srengseng sawah. Atau, mungkin juga untuk membedakannya dengan Srengseng di Jakarta Barat, yang sekarang menjadi nama kelurahan di wilayah Kecamatan Kebonjeruk.
Srengseng diambil dari nama semacam pandan berdaun lebar, pinggirnya berduri -duri, Pandanus caricosus Ramph, termasuk famili Pandaneseae. Daunnya bisa dianyam dijadikan tikar atau topi kasar (Fillt 1883, 264). Sampai meletusnya Perang Dunia Kedua produksi tikar dan topi pandan dari Distrik Kebayoran mempunyai nilai ekonomi yang cukup berarti, dapat dipasarkan kedaerah- daerah lain, bahkan ke luar Pulau Jawa ( Tideman 1932:19). Sampai tahun tujuh puluhan abad ke-20 ,Masih banyak penduduk asli Srengseng Sawah dan sekitarnya yang membuat tikar dan topi pandan sebagai usaha sampingan.
Pada tahun 1674 kawasan Srengseng tercatat sebagai milik Karim, anak seorang bekas Kapten Jawa, bernama Citragladak. Kemudian jatuh ke tangan Cornelis Chalestein, tuan tanah kaya raya yang antara lain memiliki tanah partikelir Depok. Di Srengseng ia mempunyai sebuah rumah peristirahatan. (De Haan 1935:340).
Kelurahan ini memiliki penduduk kurang lebih sebesar 49.962 jiwa. Memiliki 19 RW (Rukun Warga). Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Lenteng Agung / Kelurahan jagakarsa di sebelah utara, Kelurahan Cipedak / Kelurahan Ciganjur di sebelah barat, Kelurahan Lenteng Agung / Kali Ciliwung di sebelah timur dan Depok, Jawa Barat di sebelah selatan.
Srengseng mempunyai tempat wisata yang bernama Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Dan akan menyusul Setu Mangga Bolong yang hingga saat ini sedang dalam tahap pengerjaan.
Ada rencana dari dinas terkait untuk membagi dua Kelurahan Srengseng Sawah ini. Yaitu Kelurahan Perkampungan budaya Betawi dan Kelurahan Srengseng Sawah. Hingga saat ini pembagian kelurahan Srengseng Sawah itu sendiri mendapat hambatan karena dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2004 tentang Perluasan Wilayah,Sebuah kelurahan baru harus mempunyai jumlah penduduk minimal 30 ribu jiwa. Sementara itu, jumlah warga di Pekampungan Budaya Betawi hanya berjumlah 9.900 jiwa. Aturan jumlah penduduk ini bisa diabaikan jika ada keinginan masyarakat untuk membentuk kelurahan baru.
Rabu, 22 Juni 2011
Selasa, 14 Juni 2011
Pencanangan Yayasan Jantung Sehat Jagakarsa
( Next Destination.. Cianten Explorer 2 )
Bulan juli minggu ke 2 direncanakan jalan lagi menuju Cianten,, Karena banyak anggota yang penasaran..!!!!
Untuk Konfirmasi hubungi Sekretariat :
Wandi , Happy, Yudha.....
ROMBESS In action...
Kamis, 31 Maret 2011
Tiap-tiap jenis sepeda memiliki manfaat dan kerugiannya masing-masing. Saat memilih sepeda gunung (MTB), ketahui dimana Anda akan mengendarainya dan jenis rintangan apa yang akan Anda hadapi. Pada dasarnya terdapat lima jenis sepeda gunung atau MTB: cross country, trail, downhill, freeride dan dirt jump. Tiap jenis dirancang untuk medan yang berbeda.Tiap-tiap jenis sepeda memiliki manfaat dan kerugiannya masing-masing. Saat memilih sepeda gunung (MTB), ketahui dimana Anda akan mengendarainya dan jenis rintangan apa yang akan Anda hadapi.
1. Cross country
Sepeda ini juga dikenal dengan sebutan XC. Sepeda ini dirancang untuk jalur off-road dengan rintangan minim hingga menengah. Sepeda ini dibagi menjadi dua yakni, hardtail mountain bike yang suspensinya hanya berada di depan dan full-suspension mountain bike (fulsus) yang meiliki dua suspensi, depan dan belakang.Menggunakan hardtail mountain bike, Anda bisa memiliki teknik mengayuh yang baik tanpa perasaan seperti memental. Sepeda ini jauh lebih awet dibanding full-suspension mountain bike dan tak terlalu menuntut perawatan.Pada full-suspension mountain bike, suspensi depan dan belakang terintegrasi pada rangka sepeda. Sepeda ini jauh lebih nyaman dikendarai dibanding hardtail mountain bike. Di beberapa sepeda, suspensi belakangnya (dan juga depan) bisa dimatikan atau tidak berfungsi.
2. Trail
Sepeda ini pada dasarnya merupakan modifikasi cross country namun menggunakan sistem suspensi yang lebih halus untuk mengatasi rintangan yang lebih sulit dan lebih teknis.Kekurangannya, kayuhan sepeda ini butuh sedikit usaha yang lebih dari pengendaranya akibat meningkatnya suspensi. Tapi saat ini sudah ada teknologi suspensi belakang dan depan yang bisa dimatikan jika tak dibutuhkan.
3. Downhill
Sepeda ini dirancang untuk menuruni bukit. Sepeda ini dibuat seringan mungkin sehingga cocok untuk balapan turun. Karena sepeda ini dirancang untuk menuruni bukit, hal ini membuat sepeda ini sulit menaiki bukit.
4. Freeride
Sepeda ini mirip sepeda downhill namun dirancang agar lebih mudah untuk dikayuh. Sepeda ini merupakan perpaduan cross country dan downhill. Namun, sepeda ini tak akan bekerja sebaik kedua sepeda tersebut jika Anda menginginkan fitur tertentu.
5. Dirt Jump (DJ)
Sepeda ini digunakan untuk melompat, dikendarai di jalan dan balap slalom. Beberapa orang menganggap sepeda ini merupakan versi besar BMX yang memiliki suspensi depan. Sepeda ini dirancang agar kuat menahan beban saat melompat.
Sumber :kepohbaru.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)